Rabu, 06 November 2013

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN dan PENDIDIKAN SAKIT

3 komentar


ANTARA RUMAH SAKIT PENDIDIKAN dan PENDIDIKAN SAKIT
Oleh: Sawiyanto, M.A


Untuk melengkapi dan menunjang sarana prasarana dalam dunia pendidikan khususnya di perguruan tinggi di Indonesia telah atau sedang dibangun Rumah Sakit pendidikan, seperti:
1.      Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Indonesia (UI) di Depok Jawa Barat oleh di resmikan oleh Menteri pendidikan Muhammad Nuh (Senin, 30 September 2013);
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, meresmikan pembangunan rumah sakit pendidikan Universitas Indonesia (UI), Senin (30/9) di Depok, Jawa Barat. Peresmian tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama dan sekaligus peninjauan beberapa fasilitas yang sudah selesai dibangun dan siap difungsikan oleh Mendikbud.
Mendikbud mengatakan, sebagai rumah sakit pendidikan, rumah sakit ini akan terintegrasi dengan kegiatan belajar mengajar mahasiswa di fakultas rumpun ilmu kesehatan (RIK), yaitu Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperwatan, Farmasi dan Kesehatan Masyarakat. Untuk itu, kata Dia, rumah sakit ini akan dilengkapi ruang observasi bagi para mahasiswa tanpa mengganggu kenyamanan pasien serta akan dilengkapi infrastruktur teknolgi yang mendukung mahasiswa memantau tindakan medis.
“Rumah sakit pendidikan UI ini merupakan rumah sakit pertama di Indonesia yang mengakomodasi konsep patient safety serta berakreditasi internasional,” katanya. Patient safety merupakan konsep baru dari dunia kedokteran yang memperhatikan sistem konstruksi, tata letak ruangan, penggunaan material bangunan, pengaturan alur pasien infectious (menular) dan pasien non infectious , pengelolaan limbah serta sistem sekuriti hingga pelayanan yang baik.
Mendikbud mengatakan, pembangunan rumah sakit pendidikan UI ini adalah pekerjaan yang besar maka prosesnya butuh beberapa tahun ke depan. Karena itu, kata Dia, perlu kerjasama yang baik dengan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Selainitu, Menteri Nuh berharap UI dapat berkontribusi lebih besar terhadap pelayanan kesehatan, baik untuk internal UI sendiri maupun eksternal. Untuk itu, tuturnya, dibutuhkan tiga prinsip yang mendukungnya. Pertama, Mendikbud berharap adanya kolaborasi (kerjasama) dengan semua Fakultas yang ada di UI. Ke dua, rumah sakit pendidikan UI ini menjawab UU Pendidikan Indonesia dimana antara Kemdikbud dengan Kemenkes terjalin kerja sama dalam mencetak calon-calon dokter yang professional Standar Opersional Prosedur (SOP) dalam hal kesehatan. Dan yang ke tiga, rumah sakit pendidikan ini nantinya akan menjadi rumah sakit yang melayani masyarakat maka dibutuhkan pelayanan yang ramah terhadap pasien
“Karena R.S.Pendidikan UI ini bukan saja milik Fakultas Rumpun RIK saja tetapi ini adalah milik bersama keluarga UI, maka setiap orang harus terbuka dan proaktif berkolaborasi dengan semua aspek ilmu yang ada, karena satu ilmu dengan ilmu yang lain pasti saling mengisi,” katanya.
Sementara itu Rektor UI Muhammad Anis, mengatakan, Rumah Sakit Pendidikan UI sudah lama didambakan karena sangat dibutuhkan oleh para mahasiswa sebagai wadah mencari ilmu. Untuk itu, kata Dia, dirinya berterima kasih kepada semua pihak termasuk Kemendikbud, Bappenas, Kemenkes, Pemerintah Wali Kota Depok, (Nur Mahmudi Ismail) yang hadir pada acara tersebut yang mendukung proses pembangunan R.S.Pendidikan UI ini. “Dengan demikian tantangan kita di tahun-tahun yang akan datang akan terwujud dimana akan muncul dokter-dokter Indonesia yang berkualitas dan siap melayani kesehatan masyarakat dengan berkualitas pula,” tandasnya (MS).

2.      Pada 17 Mei 2011, Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas), yaitu Bapak Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. telah meletakkan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Fakultas Kedokteran UNPRI.
Pada tahun 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia telah membangun rumah sakit pendidikan bertaraf internasional berlantai 13 di jalan Ayahanda No. 68A Medan.
Rumah sakit pendidikan berkapasitas 250 bed, dengan fasilitas sebagai berikut:
  • 6 Ruang Operasi
  • Ruang I.C.U.
  • Ruang I.C.C.U.
  • Ruang N.I.C.U.
  • Ruang H.D.U.
  • Radiologi (CT Scan 128 slices, Digital X-Ray, Mammography, Mobile X-Ray, USG 4D, Echo Cardiography)
  • Hemodialisa
  • Cath Lab
  • IGD
  • Ruang Bersalin
  • Ruang Bayi Sehat
  • Ruang Bayi Sakit
  • Endoscopy
  • Cardiac Stress Test
  • Ruang Anak
  • 32 Poliklinik Spesialis dan Sub Spesialis
  • Fasilitas Rehabmedik
  • Apotik
  • Cafetaria
  • Laboratorium
  • Perpustakaan Mahasiswa
  • Ruang Seminar
  • Ruang Pertemuan Dokter
  • Ruang COASS
  • Helipad (landasan helikopter)
  • 24 Kamar Penginapan
Rumah sakit pendidikan ini nantinya akan menjadi rumah sakit utama tempat praktek mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia dan menjadi Fakultas Kedokteran swasta pertama di Sumatera Utara yang membangun rumah sakit pendidikan bertaraf internasional.
Rumah sakit ini akan berfungsi penuh sebagai rumah sakit:
  • Pendidikan
  • Pelayanan masyarakat
  • Penelitian
Pada 17 Mei 2011, Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas), yaitu Bapak Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. telah meletakkan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Fakultas Kedokteran UNPRI.
Bapak Wamendiknas pada kesempatan itu menyampaikan bahwa pembangunan rumah sakit pendidikan Unpri merupakan suatu sejarah, karena baru tiga tahun sejak 2008 mendapat izin operasional telah terakreditasi BAN-PT dan telah mengembangkan pendidikan yang berbasis Kurikuum Berbasis Kompetensi (KBK) diikuti Problem Based Learning (PBL) dan kemudian menerapkan prinsip - prinsip dari sistem tersebut. "Pada akhirnya Fakultas Kedokteran Unpri didukung dengan berbagai fasilitas, menambah fasilitas pendukung utama, yaitu rumah sakit pendidikan milik sendiri (mandiri), dan proses pengelolaannya dapat sejalan dengan proses belajar - mengajar, itu sangat baik sehingga akan melahirkan lulusan yang lebih baik," ujarnya.
Bapak Wamendiknas juga mengatakan, "Pendidikan tinggi berbasis kesehatan bukan pendidikan yang main - main karena berhubungan dengan manusia, resikonya cukup besar, dan kalau salah dosanya tidak hanya didunia tapi juga sampai akhirat. Tetapi kalau kita berhasil melaksanakan pendidikan yang profesional, bermartabat, maka ini akan sukses tidak hanya didunia tapi juga diakhirat," ujarnya. Oleh karena itu, pihaknya memberi kesempatan kepada Unpri untuk menambah pelayanan yang sudah diberikan selama ini baik untuk kebidanan, keperawatan, kesehatan masyarakat, dan ada upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan mendirikan rumah sakit pendidikan.

3.      Rumah Sakit pendidikan USU Medan
Pembangunan fisik Rumah Sakit Pendidikan Universitas Sumatera Utara telah selesai pada tahun 2011. Saat ini sedang memasuki tahap persiapan berbagai sarana dan fasilitas yang diperlukan untuk pelaksanaan operasional. Disamping bertujuan memperluas jaringan rumah sakit yang dimanfaatkan untuk penyelenggaraan pendidikan dokter, dokter spesialis dan tenaga kesehatan lainnya, Rumah Sakit Pendidikan USU diharapkan dapat berperan sebagai rumah sakit pelayanan rujukan utama dan riset klinik di wilayah Indonesia Barat, khususnya daerah Sumatera Utara.
Rumah sakit ini menawarkan fasilitas 28 klinik spesialis/sub spesialis, rawat inap dengan kapasitas 474 bed (108 ward), Instalasi gawat darurat dengan pelayanan 24 jam, 12 kamar bedah, 18 ruang persalinan, 42 bed perawatan intensif (ICU, ICCU, PICU, NICU), dan 25 bed unit hemodialise.
Rumah Sakit Pendidikan USU juga akan mempersiapkan berbagai layanan komprehensif dengan keunggulan pada layanan Gastroenterologi, Nefrologi, Orthopedic, Traumatologi, Burn Unit dan Infeksi Tropis. Kegiatan didukung oleh berbagai tenaga spesialis dan subspesialis yang berada dibawah 18 Departemen Medik, yang akan menyelenggarakan fungsi-fungsi pelayanan, pendidikan dan riset. Teknologi dan sistem informasi rumah sakit ditata secara maksimal untuk mengakomodasi seluruh kegiatan administrasi dan penyelenggaraan fungsi pendidikan/riset.
Rumah Sakit Pendidikan Universitas Sumatera Utara direncanakan akan mulai beroperasi sekitar medio 2012.

Dan masih banyak lagi Rumah Sakit pendidikan yang dimiliki oleh penyelenggara pendidikan di Indonesia.

Bagaimana dengan Pendidikan itu sendiri?
Rendah dan terpuruknya system pendidikan kita dewasa ini sudah sama-sama kita maklumi. Demokrasi pendidikan, keterbukaan, desentralisasi, otonomisasi, dan sebagainya dalam menyelenggarakan pendidikan secara resmi dan normative sudah pula kita sosialisasikan secara meluas. Tampaknya lagi-lagi demokrasi tidak dapat berlaku dalam masyarakat yang budaya akademiknya masih rendah (masih ketinggalan) dan sumber daya manusia (SDM)-nya belum berpendidikan tinggi.
Dalam kenyataannya system pendidikan nasional Indonesia masih highly centralized dan diskriminatif. Pemerintah dengan sangat kuat melaksanakan satu system pendidikan nasional lengkap dengan penyelenggaraan sekolah-sekolah atau perguruan-perguruannya sebagai unit pelaksanaannya. Semua yang diselenggarakan masyarakat harus mengikutinya sebagai subsistem dari satu system pendidikan nasional. Memenag benar dalam satu Negara hanya ada satu pendidikan nasional. Semua pendidikan dan sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh siapa pun sebagai warga Negara, baik dalam negeri maupun luar negeri - sekolah-sekolah dari kedutaan atau perwakilan Indonesia di luar negeri – merupakan subsistem dari system pendidikan nasional.
Namun kenyataannya, mengapa pemerintah menyelenggarakan sekolah dan berhadapan dengan sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh swasta?. Ibarat pertandingan, tentu saja sekolah-sekolah swasta akan kalah, karena otoritas disertai kekuatan dana dan fasilitas ada pada sekolah-sekolah negeri, kecuali beberapa sekolah swasta elite dan kuat yang memiliki dana atau anggaran pendidikan yang kuat. Mengapa pemerintah tidak melayani, melindungi, dan menjadi wasit yang adil serta membimbingnya sehingga atas nama Negara, sekolah-sekolah Indonesia mampu berbicara dan tampil terhormat di forum Internasional.
Tampaknya, masalahnya tidak sesederhana itu. Banyak kelompok masyarakat yang benar-benar berada di bawah garis kelayakan menyelenggarakan pendidikan dan persekolahan. Terhadap hal ini memang harus ditangani langsung oleh pemerintah. Namun jangan kebablasan, sehingga semua pendidikan dan perguruan yang diselenggarakan oleh swasta (sebagai subsistem pendidikan nasional) hanyut dan tenggelam dalam perguruan-perguruan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Tampaknya konsep subsistem pendidikan perlu dikaji ulang, agar pemerintah terkurangi bebannya sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih besar lagi kepada masyarakat, dan masyarakatnya dapat lebih baik memberikan sumbangannya kepada bangsa dan Negara.
Kerja pendidikan belum disikapi dan dilaksanakan sebagai kerja akademik, tetapi masih dianggap sebagai kerja nonakademik sebagai kerja kantor birokrasi, perdagangan, dan sebagainya yang mementingkan produk-produk final. Sedangkan kerja pendidikan mementingkan produk-produk proses yang semakin canggih.
Tidak ada cara lain untuk menyembuhkan berbagai penyakit khidupan tersebut kecuali kita harus benar-benar berani dan kuat membangun bangsa dan Negara ini bertolak dari jati diri bangsa menggunakan kekuatan dari dalam (home grown management) dan tidak menggantungkan dari luar.
Untuk itu Mastuhu dalam bukunya “Sistem Pendidikan Nasional Visioner (SPNV)” memberikan jalan keluar yang paling tepat untuk pendidikan Indonesia adalah membangun system pendidikan nasional yang visioner, jauh menjangkau ke depan, untuk semua anak bangsa, tanpa ada diskriminatif.

Mastuhu juga mengatakan bahwa ada 12 butir yang saling terkait dan saling melengkapi dalam membangun Sistem Pendidikan Nasional Visioner (SPN), yaitu:
1.      Landasan Filosofis SPNV
2.      Dasar SPNV
3.      Visi dan Misi SPNV
4.      Tujuan dan Sasaran SPNV
5.      Strategi Dasar SPNV
6.      Strategi Operasional SPNV
7.      STrategi Pendekatan SPNV
8.      Prinsip-Prinsip SPNV
9.      Mitos Yang Harus Dijawab
10.  Paradigm Keilmuan SPNV
11.  Kepemimpinan SPNV
12.  Langkah-Langkah Teknis Dasar SPNV

3 komentar:

Unknown mengatakan...

tulisan bapak sangat membantu bagi dunia pendidikan khususnya di madrasah, tolong muat terus pengalaman bapak dalam dunia pendidikan

Unknown mengatakan...

Tolong pak tulisan tentang kinerja guru

Anonim mengatakan...

thanks gan infonya !!!

www.bisnistiket.co.id

Posting Komentar

 
Perencanaan merupakan bagian penting dalam mewujudkan tujuan. Kegagalan dalam perencanaan berarti merencanakan kegagalan. Perencanaan harus berbasis pada kebutuhan atau need assessment dan berkelanjutan (Direktur Pendis Kemenag RI)