MENAG : KITA MISKIN DATA
PENDIDIKAN
PENDIS - "Kita miskin data," demikian
dikatakan Menag ketika memberi pengarahan pada Rapat Kerja (Raker) Tahun 2013
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta yang diikuti
278 peserta yang berasal dari Kantor Urusan Agama (KUA), madrasah, dan
pejabat struktural Kanwil Kemenag se DKI Jakarta di Bogor, Kamis
(25/07) malam.
Untuk itu Menteri Agama Suryadharma Ali meminta
seluruh jajarannya untuk segera menyelesaikan problem miskinnya data
kelembagaan pendidikan di lingkungan kementerian yang dipimpinnya sehingga
upaya peningkatan kualitas bagi penyelenggaraan program pendidikan bisa
dimaksimal.
Menag memberikan penekanan secara khusus kepada
program penyelenggaraan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan.
Menurutnya, anggaran di Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam (Pendis)
demikian besar tetapi belum terkelola dengan baik hingga belum bisa memberi
manfaat luas dan menarik perhatian masyarakat, juga media massa.
"Anggaran di Ditjen Pendis mencapai Rp43
triliun. Sementara di ditjen lain, seperti Bimas Islam, sangat kecil,"
kata Menag.
Karena itu, Menag meminta agar penyelenggaraan
pendidikan di Kementerian Agama mendapat perhatian serius. "Data harus
lengkap dan akurat, jangan sampai tidak diketahui berapa jumlah ruang kelas
siswa yang rusak, madrasah mana yang rusak, dimana lokasinya, sehingga
program menjadi tidak tepat sasaran," tegas Menag mengingatkan.
"Selama ini sulit diketahui. Sebabnya, karena
kita miskin data," imbuh Menag.
Masalah miskin data ini, lanjut Menag, berlanjut
pada mekanisme kerja serabutan dan hanya mementingkan besarnya anggaran. Itu
bisa terlihat misalnya, kata Menag, dari kasus bantuan komputer pada madrasah
yang tidak mampu mengoperasionalkannya karena terkendala masalah listrik.
"Kalau memberi bantuan komputer pada madarasah yang tidak mampu
mengoperasikannya, komputer pun disimpan, hanya teronggok di atas meja
dipenuhi debu," ungkap Menag.
Ada juga program pengiriman buku kepada madrasah
yang tidak memintanya. Ini sangat mencolok. "Kapan gue minta," kata
Menag dengan logat Betawi dan disambut tawa hadirin.
Menag sekali lagi meminta agar penyelenggaraan
pendidikan mendapat perhatian besar. Sebab, kualitas umat di masa depan
tergantung pada pendidikannya. Seluruh warga di Indonesia, termasuk di
Jakarta, berhak mendapat pendidikan.
Selain masalah data, Menag meminta agar pemberian
bea siswa bagi anak miskin harus dilanjutkan. Demikian pula mengenai
tunjangan profesi bagi guru. "Perhatian pemerintah demikian besar,
sampai-sampai "kedodoran" utang Rp1,9 triliun, pascasertifikasi
guru. Diharapkan dana tersebut sudah terbayar pada 2014.
"Itu di Kemenag, Di Kemendikbud lebih besar
lagi, sekitar Rp8 triliun," tutu Menag.
|
- Sawiyanto, S.Pd.I, M.A
- Amir Panatagama, S.Pd.I
- Rakernas II MP Al Washliyah
- Sistem Pelayanan BP4
- Rakerwil MP Al Washliyah 2014
- Logo dan Maskot MTQN XXV 2014
- Rencana Pengemb Madr/Sekolah
Sawiyanto, S.Pd.I, M.A
Sekretaris PGMI Tanjung MorawaMore
Amir Panatagama, S.Pd.I
Ketua PGMI Tanjung MorawaMore
Sawiyanto, S.Pd.I, M.A
Peserta Rakernas II MP Al Washliyah 21 s.d 23 Februari 2014 di BaliMore
Sistem Pelayanan BP4
Pernikahan/Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan...More
Rakerwil MP Al Washliyah Sumut : 27 Mei 2014
Pengurus MP PW dan MP PD Al Washliyah se-Sumut More
Logo dan Maskot MTQ XXV 2014
MTQ Nasional di Batam Tgl. 01 s.d 15 Juni 2014 More
Madrasah Harus Memiliki Rencana Pengembangan
Madrasah/Sekolah merupakan komunitas masyarakat yang utuh dan bulat serta..... More
Sabtu, 05 Oktober 2013
KITA HARUS KAYA DATA PENDIDIKAN
“PENTINGNYA
KAYA DATA PENDIDIKAN”
Oleh
: Sawiyanto, S.Pd.I, M.A
Terlebih
dahulu mari kita simak pengarahan Bapak Menteri Agama RI berikut ini:
Nah itu
dia..............
Saya mengucapkan
salut dan apresiasi kepada Bapak Menteri Agama RI (DR. Suryadharma Ali, M.Si) yang
sangat perhatian dan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan khususnya pendidikan
dalam lingkungan Kementerian Agama RI. “KITA MISKIN DATA PENDIDIKAN” demikian fokus
yang disampaikan Bapak Menteri Agama kita.
Sekedar mengingatkan
kepada kita bahwa: data adalah segala fakta atau keterangan tentang sesuatu
yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Sedangkan informasi
adalah berita yang merupakan hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan
(Ruseffendi, 1998: 21).
Menurut Kamus bahasa Indonesia, Pusat Data Departemen
Pendidikan Nasional Jakarta, 2008, Hal. 321: “data
adalah:
1 kenyataan yang ada yangg berfungsi sebagai
bahan sumber untuk menyusun suatu pendapat;
2 keterangan yg benar;
3 keterangan atau bahan yg dipakai untuk
penalaran atau penyelidikan;”
Setidaknya ada 3
data yang harus di “KAYAKAN” dalam dunia pendidikan, yaitu:
1.
Data sumberdaya manusia;
2.
Data perangkat lunak;
3.
Data harapan-harapan;
Ketiga data
diatas sekaligus merupakan Input dalam pendidikan, yaitu sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk
berlangsungnya proses pendidikan dan sekaligus sebagai pemandu bagi berlangsunnya proses
pendidikan itu sendiri.
Input
sumber daya meliputi sumberdaya manusia (kepala sekolah, guru termasuk guru BP,
karyawan, siswa) dan sumberdaya lainnya, seperti peralatan, perlengkapan, uang,
bahan, dan sebagainya. Input perangkat lunak meliputi struktur organisasi
sekolah, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana, program, sebagainya.
Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran- sasaran yang
ingin dicapai oleh sekolah. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat
berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu input dapat
diukur dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi tingkat kesiapan input, makin
tinggi pula mutu input tersebut.
Saya
yakin selama ini kita banyak memiliki informasi dalam mengelola pendidikan,
akan tetapi kita tidak memiliki data yang valid. Informasi yang kita miliki
tidak terdokumen dengan baik, sehingga benar kata Bapak Menteri Agama RI, bahwa
“kita miskin data pandidikan.”
Untuk
itu kedepan kita harus men-dokumentasi-kan setiap informasi yang kita miliki,
menyimpannya dengan rapi dalam suatu file khusus berdasarkan pengelompokan data
yang sesuai input pendidikan. Data yang kita miliki harus akurat sesuai
kenyataan yang ada di madrasah kita, terutama yang menyangkut data siswa dan
data guru. Demikian semoga bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya
pendidikan madrasah.
Saya
juga berharap kepada pengelola: “EMIS PENDIS” untuk kiranya mengaktifkan sistem
ini agar pengelola madrasah dan juga RA dapat meng-UPDATE” data yang ada.
Semoga
Pendidikan dalam lingkungan Kementerian Agama sukses selalu.
Langganan:
Postingan (Atom)