Sabtu, 05 Oktober 2013

KITA HARUS KAYA DATA PENDIDIKAN

0 komentar
“PENTINGNYA KAYA DATA PENDIDIKAN”
Oleh : Sawiyanto, S.Pd.I, M.A

Terlebih dahulu mari kita simak pengarahan Bapak Menteri Agama RI berikut ini:

MENAG : KITA MISKIN DATA PENDIDIKAN
PENDIS - "Kita miskin data," demikian dikatakan Menag ketika memberi pengarahan pada Rapat Kerja (Raker) Tahun 2013 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta yang diikuti 278 peserta yang berasal dari Kantor Urusan Agama (KUA), madrasah, dan pejabat struktural Kanwil Kemenag se DKI Jakarta di Bogor, Kamis (25/07) malam.
Untuk itu Menteri Agama Suryadharma Ali meminta seluruh jajarannya untuk segera menyelesaikan problem miskinnya data kelembagaan pendidikan di lingkungan kementerian yang dipimpinnya sehingga upaya peningkatan kualitas bagi penyelenggaraan program pendidikan bisa dimaksimal.
Menag memberikan penekanan secara khusus kepada program penyelenggaraan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan. Menurutnya, anggaran di Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam (Pendis) demikian besar tetapi belum terkelola dengan baik hingga belum bisa memberi manfaat luas dan menarik perhatian masyarakat, juga media massa.
"Anggaran di Ditjen Pendis mencapai Rp43 triliun. Sementara di ditjen lain, seperti Bimas Islam, sangat kecil," kata Menag.
Karena itu, Menag meminta agar penyelenggaraan pendidikan di Kementerian Agama mendapat perhatian serius. "Data harus lengkap dan akurat, jangan sampai tidak diketahui berapa jumlah ruang kelas siswa yang rusak, madrasah mana yang rusak, dimana lokasinya, sehingga program menjadi tidak tepat sasaran," tegas Menag mengingatkan.
"Selama ini sulit diketahui. Sebabnya, karena kita miskin data," imbuh Menag.
Masalah miskin data ini, lanjut Menag, berlanjut pada mekanisme kerja serabutan dan hanya mementingkan besarnya anggaran. Itu bisa terlihat misalnya, kata Menag, dari kasus bantuan komputer pada madrasah yang tidak mampu mengoperasionalkannya karena terkendala masalah listrik. "Kalau memberi bantuan komputer pada madarasah yang tidak mampu mengoperasikannya, komputer pun disimpan, hanya teronggok di atas meja dipenuhi debu," ungkap Menag.
Ada juga program pengiriman buku kepada madrasah yang tidak memintanya. Ini sangat mencolok. "Kapan gue minta," kata Menag dengan logat Betawi dan disambut tawa hadirin.
Menag sekali lagi meminta agar penyelenggaraan pendidikan mendapat perhatian besar. Sebab, kualitas umat di masa depan tergantung pada pendidikannya. Seluruh warga di Indonesia, termasuk di Jakarta, berhak mendapat pendidikan.
Selain masalah data, Menag meminta agar pemberian bea siswa bagi anak miskin harus dilanjutkan. Demikian pula mengenai tunjangan profesi bagi guru. "Perhatian pemerintah demikian besar, sampai-sampai "kedodoran" utang Rp1,9 triliun, pascasertifikasi guru. Diharapkan dana tersebut sudah terbayar pada 2014.
"Itu di Kemenag, Di Kemendikbud lebih besar lagi, sekitar Rp8 triliun," tutu Menag.


Nah itu dia..............
Saya mengucapkan salut dan apresiasi kepada Bapak Menteri Agama RI (DR. Suryadharma Ali, M.Si) yang sangat perhatian dan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan khususnya pendidikan dalam lingkungan Kementerian Agama RI. “KITA MISKIN DATA PENDIDIKAN” demikian fokus yang disampaikan Bapak Menteri Agama kita.
Sekedar mengingatkan kepada kita bahwa: data adalah segala fakta atau keterangan tentang sesuatu yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Sedangkan informasi adalah berita yang merupakan hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Ruseffendi, 1998: 21).
Menurut  Kamus bahasa Indonesia, Pusat Data Departemen Pendidikan Nasional Jakarta, 2008, Hal. 321: “data adalah:
1   kenyataan yang ada yangg berfungsi sebagai bahan sumber untuk menyusun suatu pendapat;
2   keterangan yg benar;
3   keterangan atau bahan yg dipakai untuk penalaran atau penyelidikan;”

Setidaknya ada 3 data yang harus di “KAYAKAN” dalam dunia pendidikan, yaitu:
1.      Data sumberdaya manusia;
2.      Data perangkat lunak;
3.      Data harapan-harapan;
Ketiga data diatas sekaligus merupakan Input dalam pendidikan, yaitu sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses pendidikan dan sekaligus  sebagai pemandu bagi berlangsunnya proses pendidikan itu sendiri.
Input sumber daya meliputi sumberdaya manusia (kepala sekolah, guru termasuk guru BP, karyawan, siswa) dan sumberdaya lainnya, seperti peralatan, perlengkapan, uang, bahan, dan sebagainya. Input perangkat lunak meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana, program, sebagainya. Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran- sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi tingkat kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut.
Saya yakin selama ini kita banyak memiliki informasi dalam mengelola pendidikan, akan tetapi kita tidak memiliki data yang valid. Informasi yang kita miliki tidak terdokumen dengan baik, sehingga benar kata Bapak Menteri Agama RI, bahwa “kita miskin data pandidikan.”
Untuk itu kedepan kita harus men-dokumentasi-kan setiap informasi yang kita miliki, menyimpannya dengan rapi dalam suatu file khusus berdasarkan pengelompokan data yang sesuai input pendidikan. Data yang kita miliki harus akurat sesuai kenyataan yang ada di madrasah kita, terutama yang menyangkut data siswa dan data guru. Demikian semoga bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan madrasah.
Saya juga berharap kepada pengelola: “EMIS PENDIS” untuk kiranya mengaktifkan sistem ini agar pengelola madrasah dan juga RA dapat meng-UPDATE” data yang ada.

Semoga Pendidikan dalam lingkungan Kementerian Agama sukses selalu.
Baca Selengkapnya...
 
Perencanaan merupakan bagian penting dalam mewujudkan tujuan. Kegagalan dalam perencanaan berarti merencanakan kegagalan. Perencanaan harus berbasis pada kebutuhan atau need assessment dan berkelanjutan (Direktur Pendis Kemenag RI)